Revolusi digital yang telah berlangsung sejak 1980 lalu hingga sekarang ini merupakan perubahan besar dari teknologi mekanik ke teknologi elektronik analog, dan akhirnya ke teknologi digital. Tren ini terus berkembang dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Walaupun telah menciptakan era Revolusi Industri 4.0 dengan berbagai teknologi yang telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk cara berkomunikasi.
Tren ini tidak berubah, artinya tidak berhenti ataupun juga tidak melambat. Terus berkembang dan kita terkadang jadi tertinggal dan tergagap-gagap. Tidak hanya komunikasi, bahkan ada yang menganggap teknologi ini merubah sejarah, merubah kehidupan manusia dan masyarakat, pola komunikasi berubah, semua berubah kerena teknologi.
Dengan penetrasi internet yang besar, lebih dari 212 juta orang di Indonesia kini terhubung secara digital. Teknologi digital telah menciptakan jaringan global yang memungkinkan masyarakat berkomunikasi, menjadi produsen konten, evaluator, komentator, dan menghasilkan informasi melalui media sosial dan platform digital lainnya. Fenomena ini telah menciptakan apa yang disebut sebagai “Global Brain” atau kecerdasan global.
Dengan teknologi digital, lalu miliaran orang di dunia terkoneksi. Jadi teknologi digital itu beda dengan penyiaran yang era masa lalu. Digital ini menciptakan Technologically Interconnected jadi kita ini terkoneksi dengan milyaran orang di dunia.
Dalam era informasi yang kaya dan beragam ini, tantangan utama dalam komunikasi publik bukanlah kurangnya ahli komunikasi, tetapi lebih disebabkan oleh konten yang dihasilkan oleh berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintahan daerah yang tidak cukup disebarluaskan dan didistribusikan oleh masyarakat luas.
Apalagi dengan kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI), seperti Chat GPT, telah membantu memproses Big Data dan merestrukturisasi informasi untuk memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan dengan cepat dan akurat. Ia mengatakan bahwa ini disebut dengan “The future is faster than you think” yakni masa depan kecepatannya melebihi yang kita bayangkan.
Namun, di balik kecanggihan teknologi digital, muncul berbagai persoalan. Kehadiran teknologi ini telah membawa dampak besar dalam dunia politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kekuatan netizen atau warga internet semakin meningkat, bahkan melebihi kekuatan negara. Hal ini menciptakan tantangan bagi negara dalam menjaga stabilitas demokrasi, khususnya dalam menghadapi politik identitas dan tuntutan partisipasi masyarakat yang heterogen.
Dengan begitu banyaknya informasi yang tersebar, masalah disinformasi dan bias dalam konten menjadi hal yang semakin mengkhawatirkan. Komunikasi publik memiliki peran krusial dalam meluruskan kembali informasi yang salah dan memastikan partisipasi publik yang aktif dan positif. Meskipun demikian, tantangan muncul dalam sistem distribusi dan partisipasi publik yang rendah.
Sistem distribusi dan partisipasi publik dalam menghadapi disinformasi dan bias di media sosial pun menjadi tantangan bagi pemerintah dan komunikasi publik. Meskipun pemerintah memiliki Humas untuk menyampaikan informasi, jumlah netizen yang aktif di media sosial jauh lebih besar dan memiliki kekuatan yang kuat untuk menyebarkan informasi dengan cepat.
Dalam upayanya untuk mengatasi tantangan ini, perlunya untuk mendorong penggunaan teknologi Blockchain, khususnya melalui metode social mining. Dengan memanfaatkan Blockchain, setiap aktivitas yang produktif dan positif dalam komunikasi publik dapat tercatat secara transparan dan tidak dapat dimanipulasi. Social Mining memotivasi publik untuk berperilaku positif dan berkontribusi aktif dalam dunia digital, dan sebagai imbalannya, mereka menerima token sebagai reward.
Blockchain menawarkan keamanan data yang tinggi karena struktur blok yang saling terkait dan tidak bisa diubah-ubah. Penggunaan teknologi ini dapat memberikan kepercayaan dan keaslian dalam menyebarkan informasi publik.
Secara sederhana Blockchain adalah sebuah jurnal umum (media untuk mencatat segala jenis transaksi) dalam bentuk digital yang tak bisa diretas dan diubah. Keamanan Blockchain hampir pasti terjamin berkat arsitektur data yang berbentuk blok berisi informasuk yang saling terhubung antara satu balok dengan balok yang lain.
Tantangan komunikasi publik di era digital ini memang kompleks dan memerlukan inovasi baru. Selain itu, partisipasi publik yang aktif dan tanggapan positif dari masyarakat menjadi hal penting untuk diperhatikan. Pemerintah perlu mencari cara efisien untuk meluruskan informasi dan menyampaikan pesan-pesan yang akurat dan dapat dipercaya kepada masyarakat.
Membangun ekosistem Blockchain yang kuat, komunikasi publik dan GPR dapat menjadi lebih inklusif, transparan, dan efisien. Ekosistem ini dapat diintegrasikan dengan sektor lain dan digunakan bersama untuk menciptakan sistem distribusi informasi yang lebih handal dan dapat dipercaya.
Penerapan Blockchain dalam komunikasi publik ini tidak hanya akan mengurangi masalah disinformasi, tetapi juga meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam dunia digital. Langkah ini diharapkan dapat membantu Indonesia menghadapi tantangan kompleks di era digital dan membangun masyarakat yang lebih maju, produktif, dan sinergis. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kominfo dan Dirjen IKP kerja sama, dalam membangun ekosistem Blockchain, Indonesia dapat menuju masa depan yang lebih cerah dan terhubung secara nasional maupun internasional.
(Insight from: Prof. Henry Subiakto, ahli ilmu komunikasi Unair)