Publik Relations di Era Digital

Berbicara mengenai public relations (PR) ada sebuah quotes dari Lord Chadlington yang mengatakan, “PR is about creating content and managing communication in whatever format it is”. Sekarang ini, quotes tersebut menjadi sangat menarik, di mana para pelaku PR harus beradaptasi dan melakukan berbagai perubahan.

Di era digital ini, pelaku PR harus mengetahui bagaimana perilaku masyarakat, konsumen atau target pasar dalam mengakses informasi secara digital. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan tersebut adalah melalui mesin pencari atau yang kita sedia sebut sebagai search engine.

Pelaku PR dapat melakukan riset dengan menggunakan kata-kata kunci (key words) apa saja yang dibutuhkan audiens atau pasar. Hasil analisis tersebut dapat menjadi panduan dalam membuat content yang sudah relevan dan juga dibutuhkan oleh target konsumen.

Selain itu, official website juga telah menjadi satu sumber informasi valid yang dapat diakses. Sebagai website resmi dari suatu perusahaan atau instansi pemerintah hingga BUMN dan BUMD, official website menampilkan konten-konten yang relevan bagi konsumen. Apalagi official website biasanya menampilkan kanal pers release mereka sehingga publik dapat mengakses berbagai informasi yang paling valid karena dipublikasikan sendiri oleh tim PR website resmi tersebut.

Official website haruslah di-improve terutama dari sisi mobile friendliness agar dapat menjadi suatu interaksi engagement dengan konsumen. Apalagi sekarang ini lebih dari 80 persen masyarakat Indonesia disinyalir mengakses informasi melalui smartphone. Ini menjadi catatan penting karena ketika website resmi tidak mobile friendly sudah pasti kemudahan akses terhadap informasi yang disajikan akan menjadi titik tekan. Jadi official website haruslah di-improve terutama dari sisi mobile friendliness agar gapat menjadi suatu interaksi engagement dengan target audiens.

Besarnya persentase pengguna smartphone tak ayal media sosial menjadi bidikan untuk dapat menyesuaikan target audiens. Karakteristik masing-masing media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, Twitter, Linkedin hingga Tik Tok apabila dapat dikelola dengan baik sesuai target audiens dengan informasi yang relevan dan mereka butuhkan di masing-masing platform media sosial itu tentu saja akan dapat memudahkan untuk menjaring loyalitas konsumen.

Pada perusahaan-perusahaan swasta tentunya kegiatan PR mereka lebih mengarah ke marketing public relations. Jadi bagaimana konsumen mencari produk atau jasa atau mengakses berbagai informasi dengan landingnya pada kemudahan konsumen untuk mengakses produk atau layanan melalui channel berbagai marketplace, seperti contoh pada tiga marketplace terbesar di Indonesia, yakni Shopee, Tokopedia dan Bukalapak telah menjadi channel yang memudahkan konsumen untuk mengakses produk atau layanan.

Bila dicermati, memang terjadi perubahan perilaku masyarakat atau konsumen dalam hal membeli suatu produk. Artinya, bagaimana pelaku bisnis melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi menjadi titik tekan. Bagaimana membangun komunikasinya dengan berbagai channel melalui media digital, melalui website resmi atau berbagai saluran yang lain.

Salah satu goal dari PR adalah membangun komunikasi yang efektif dan membangun kepercayaan. Tentunya ketika konsumen percaya terhadap produk atau brand kita, mereka akan like atau menjadi follower, di saat itu kita harus lebih peka terhadap kebutuhan mereka, karena mereka tentu akan berharap lebih dengan corporate kita dan PR sebagai orang yang mengelola informasi harus dapat memahami secara rinci dan detil.

Saat ini sudah banyak sekali perusahaan yang menjalankan aplikasi wa official mereka untuk memudahkan konsumen atau target audience mereka dalam melakukan interaksi. Sebagai perusahaan, tentu kita berharap konsumen tidak hanya membeli produk atau jasa kita melainkan juga memicu keterikatan dan kepercayaan yang tinggi. Tentunya dengan demikian dapat membantu perusahaan karena rekomendasi yang mungkin akan dilakukan konsumen terhadap brand kita. Di sini sudah terbangun reputasi brand atau perusahaan dan menjadi salah satu poin yang menjadi titik goal dari kepercayaan masyarakat.

Bila kita melihat kebiasaan perilaku netizen dalam mengakses berita, biasanya di lima halaman pertama yang bisa kita melakukan penilaian, karena rata-rata netizen itu mengakses halaman pertama mesin pencari. Yang bisa kita lakukan adalah membangun social engagement, artinya upaya perusahaan di luar mesin pencari dengan membangun komunikasi di sosial media teratas, seperti Youtube, Instagram dan Tik Tok yang dapat kita ukur dari sisi mention atau like dan subscribe yang berhasil kita jaring.

Di era digital ini, tentunya sangat penting bagi PR untuk bisa muncul menjadi pemimpin dan membangun engagement dengan para follower kita di media sosial, sehingga mereka mau memberikan penilaian yang terbaik terhadap brand maupun perusahaan kita. Dengan image positif dari sekelompok follower tersebut berpotensi mempengaruhi awareness lebih luas lagi ke para netizen yang tentunya ini sangat penting dan baik untuk reputasi brand atau perusahaan kita.

(Insight from: Tri Raharjo, CEO TRAS N CO Indonesia & Chairman Indonesia Brand Community)

Government Public Relations Institute (GPR Institute) merupakan sebuah lembaga yang hadir untuk membantu profesi kehumasan (public relation) khususnya di ranah pemerintahan (Government Public Relation) dalam meningkatkan kualitas dan kompetensinya yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Services

About

Penggagas

Event

Resources

Artikel

Hubungi Kami

Contact

GPR Institute

Rukan Avenue Jl. Jkt Garden City Boulevard No.139, RT.11/RW.8, Cakung Tim., Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13910.

Telepon: (021) 4603766